Pemimpin Masa Depan: Apakah Sekarang Sudah Ada?
Kepemimpinan adalah bukan jabatan, hak istimewa, gelar, apalagi uang. Kepemimpinan adalah tanggung jawab dan keteladanan kata Peter F. Drucker dalam The Leader of the Future.
Sejak manusia mulai mengenal budaya dan peradaban, masalah kepemimpinan adalah masalah yang ramai diperbincangkan dan diperdebatkan, dicari kriterianya dan batasannya, serta - mungkin ini yang paling konyol - diperebutkan. Sampai sekarang masalah ini ternyata terus berlanjut.
Sementara itu, dalam perspektif kepemimpinan modern, khususnya kepemimpinan yang berorientasi pada kesuksesan bisnis, orang mempertanyakan banyak hal seperti berikut:
- bagaimana seorang pemimpin muncul tanpa tergantung pada jenjang atau status serta berasal dari dalam organisasi yang membuahkan wewenang yang menyebar;
- bagaimana peranan kepemimpinan dirumuskan bagi mereka yang mau menerima tanggung jawab untuk menumbuhkan perubahan dengan jalan memimpin organisasi yang selalu belajar;
- bagaimana para pemimpin memotivasi dengan cara membalik organisasi yang berbentuk piramida;
- bagaimana bermitra menjadi keahlian utama para pemimpin bertaraf dunia;
- bagaimana mematahkan mitos yang menyatakan bahwa hanya segelintir manusia yang beruntung yang dapat menguraikan rahasia kepemimpinan;
- bagaimana pemimpin millenium mendatang akan menciptakan budaya yang dilandasi prinsip-prinsip bahwa semua pada dasarnya ada dalam suatu dunia yang penuh guncangan;
- bagaimana menggerakkan harapan dan tujuan mereka yang menghendaki arahan dan ingin berbagi wawasan.
Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi penting, karena ciri kepemimpinan masa lalu yang konon lebih menitik beratkan pada kharisma dan wibawa, menjadi kurang relevan jika diterapkan begitu saja dalam era globalisasi seperti sekarang ini. Tetapi - mohon dicatat baik-baik bahwa kharisma dan wibawa tetaplah merupakan elemen dan faktor penting yang menentukan keberhasilan seorang pemimpin. Cuma jika dahulu dua faktor ini lebih mengedepan, sekarang dua faktor ini harus mengedepan bersama-sama dengan banyak faktor lainnya. Jika dahulu dua faktor ini sudah menjamin seorang menjadi pemimpin yang sukses, sekarang justru sebaliknya. Jika hanya mengandalkan dua hal ini seorang pemimpin akan lebih banyak gagalnya daripada berhasilnya.
Ciri Dasar Pemimpin Yang Efektif
- Konon, menurut Peter. F. Drucker (2007) seorang pemimpin efektif mempunyai paling tidak ciri-ciri utama seperti berikut, yaitu: seorang pemimpin harus mempunyai pengikut, kemudian dia bisa muncul sebagai pemikir besar atau seorang nabi;
- seorang pemimpin yang efektif bukanlah orang yang dicintai atau dikagumi, tetapi adalah orang yang mampu menggugah pengikutnya melakukan hal-hal besar, karena tujuan seorang pemimpin adalah bukan mencapai popularitas melainkan mencapai atau menghasilkan sesuatu;
- seorang pemimpin harus melakukan tindakan yang nyata dalam artian memberi keteladanan;
- seorang pemimpin tidak akan menjadikan kepemimpinannya menjadi sesuatu yang berorientasi pada jabatan, hak istimewa, gelar, atau pun uang, karena pemimpin dan kepemimpinan adalah tanggung jawab.
Maka dari itu, masih kata Peter F. Drucker, seorang pemimpin yang efektif, tanpa memperhatikan kepribadian, gaya, kemampuan, maupun minatnya, seorang pemimpin yang efektif mempunyai cara kerja yang kurang lebih sama, yang jika dikristalisasikan dapat dituliskan seperti berikut:
- seorang pemimpin tidak memulai dengan pertanyaan "Apa yang saya inginkan?" tetapi selalu akan mulai dengan pertanyaan "Apa yang perlu dikerjakan?";
- seorang pemimpin akan bertanya "Apa yang dapat dan harus saya lakukan untuk membuat adanya perbedaan?" untuk menunjukkan bahwa pada titik inilah dia mempunyai kemampuan dan kekuatan yang dapat diandalkan;
- seorang pemimpin akan senantiasa bertanya "Apa misi dan sasaran organisasi?" dalam bingkai pemikiran apa saja yang menentukan kinerja dan hasil suatu organisasi
- seorang pemimpin mempunyai tenggang rasa yang tinggi terhadap perbedaan pada setiap orang dan dia tidak mencari orang yang mirip dengan dirinya semata untuk diajak bekerja sama, atau dengan kata lain mereka jarang bertanya "Apakah saya suka atau tidak suka kepada seseorang?", tetapi ketika menyangkut masalah prestasi, standar, dan nilai seseorang, pemimpin yang efektif biasanya sangat tidak toleran;
- seorang pemimpin yang efektif tidak takut pada kelebihan yang dimiliki rekan-rekan sekerja mereka, bahkan mereka menyukai kelebihan tersebut;
- seorang pemimpin yang efektif selalu berhasil bertahan terhadap godaan dan rayuan untuk mengerjakan hal-hal yang populer dan bukannya hal-hal yang tepat, serta biasanya lebih suka memilih menyelesaikan pekerjaan yang kecil, sedang-sedang, atau sederhana, daripada berusaha menyelesaikan pekerjaan besar yang seringkali hanya merupakan angan-angan kosong berbingkai popularitas.
Inti dari semua ciri ini, jika boleh diungkapkan dalam satu kalimat sederhana, mungkin akan tampak seperti berikut. Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pemimpin yang arif yang selalu melaksanakan apa yang diucapkannya dalam bingkai keteladanan penuh kasih sayang pada sesama.
Atau dalam bahasa Charles Handy (2008) dalam Bahasa Baru Pengorganisasian dan Dampaknya bagi Para Pemimpin, seorang pemimpin yang arif dan efektif, yang sangat kita harapkan di masa depan nanti, adalah pemimpin yang mempunyai tiga ciri penting, yaitu:
- percaya kepada orang lain;
- bersemangat dalam melaksanakan tugas; dan
- dapat mencintai orang lain.
Percaya kepada orang lain menjadi sangat penting bagi seorang pemimpin masa depan karena sikap dan sifat inilah yang dapat memberi rasa percaya diri seseorang dalam memasuki ketidaktahuan dan mendorong orang lain menuju ke arah yang belum pernah dikenali. Namun sifat ini hendaknya selalu dipadukan dengan sifat ragu-ragu yang logis, sikap rendah hati untuk menerima kenyataan bahwa orang kadang-kadang melakukan kesalahan, bahwa orang lain juga mempunyai gagasan, dan bahwa mendengar adalah sama pentingnya dengan berbicara.
Bersemangat dalam melaksanakan tugas menjadi penting karena sifat dan sikap ini memberi energi dan fokus pada hal-hal yang dapat menggerakkan organisasi, serta memberi contoh dan teladan kepada yang lain. Namun, sifat ini pun haruslah dipadukan dengan kesadaran akan adanya dunia dan wawasan lain, yang dapat diperoleh lewat waktu yang digunakan untuk membaca, menemui dan berbincang-bincang dengan orang di luar lingkungan mereka sendiri, serta jika perlu menjelajah kawasan dan lingkungan lain yang belum pernah didatangi selama ini.
Sedangkan sikap dapat mencintai orang lain juga menjadi sangat penting dan bahkan maha penting karena dalam suatu komunitas masyarakat, kecenderungan yang kuat saja yang dihormati dan ditakuti tetap merupakan fenomena dan gejala alami yang sulit dipatahkan. Adalah tugas seorang pemimpin yang efektif mematahkan fenomena ini dengan menunjukkan sikap bahwa meskipun dirinya kuat dan berkuasa tidaklah perlu ditakuti karena dia dapat mencintai orang lain seperti dia mencintai dirinya sendiri. Namun, sikap ini tetap saja harus dipadukan dengan kemampuan untuk berusaha dalam kesendirian, karena seorang pemimpin harus berada di garis depan dan tidak mengharapkan selalu berbagi kecemasan dengan orang lain setiap saat. Pertanyaannya apakah tipe pemimpin masa depan ini sekarang sudah ada atau belum?
Dr. Tri Budhi Sastrio
Department of Liberal Arts – Pelita Harapan University
tribudhis[at]yahoo[dot]com
Department of Liberal Arts – Pelita Harapan University
tribudhis[at]yahoo[dot]com
Comments
Post a Comment