Pemuda Muslim, Pemuda Berprestasi

Pemuda adalah masa di mana ketika seseorang mulai berpikir tentang eksistensi dirinya. Pada masa-masa seperti ini, mereka mengalami sebuah proses pematangan pola pikir. Mereka akan dituntut untuk berpikir tentang bagaimana seorang muslim dapat memaksimalkan potensi yang dimilikinya, sebagai andil kontribusi di lingkungan sekitarnya. Salah satunya adalah dengan mengukir prestasi. Setiap orang yang memiliki komitmen tinggi dalam khazanah keilmuan, mereka akan serta merta bersungguh-sungguh dalam menapakinya sampai akhirnya memperoleh hasil yang diinginkan, yaitu sebuah prestasi atau karya nyata.
Begitulah keurgensian ilmu bagi penuntutnya. Sehingga Allah Subhanahu wa Ta’ala sendiri telah menjanjikan kedudukan yang tinggi dan mulia bagi orang-orang yang berilmu, Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam surat Al-Mujadillah ayat 11 :
و إذا قيل انشزوا فانشزوا يرفع الله الذين ءامنوا منكم و الذ ين أوتوا العلم درجات
والله بما تعملون خبير
Artinya : “…Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Teliti apa yang kamu kerjakan.”
Mungkin sebagian dari kita akan bertanya, mengapa begitu pentingnya seorang pemuda muslim dalam meraih prestasi? Untuk menjawab pertanyaan ini, sejenak kita perlu merefleksikan diri masing-masing tentang apa tujuan dibalik penciptaan Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadap manusia. Jika dapat merenung sebentar, dan memaknai setiap karunia yang telah Allah berikan kepada kita, yaitu berupa nikmat akal, nikmat panca indera, nikmat bernafas, dan lain sebagainya. Maka akan terasa begitu besar nikmat itu. Sehingga menjadikan kelebihan dan kemuliaan manusia dibanding makhluk lainnya.
Lalu bagaimana bentuk kesyukuran yang dapat kita lakukan terhadap nikmat yang tak terhitung nilainya itu? Di sini implementasinya adalah dengan mendayagunakan nikmat tersebut sesuai dengan potensi yang kita miliki. Seperti halnya, ketika kita suka menulis, maka mulailah untuk mengasah keterampilan dengan menulis. Ketika kita mumpuni dalam satu bidang, maka fokuslah untuk menekuni bidang tersebut. Dan masih banyak lagi perwujudan lainnya yang dapat kita lakukan.
Seorang pemuda muslim, mereka adalah individu yang memiliki komitmen tinggi untuk merubah peradaban dunia. Mereka akan senantiasa memperbarui dan meningkatkan azam secara periodik. Seluruh potensinya diberdayakan untuk sebuah kemajuan, serta terus berfikir bagaimana peradaban ini dapat berdiri dalam bingkai syariat islam. Lalu selanjutnya, bagaimana kiat yang dapat dilakukan untuk melejitkan potensi dalam meraih prestasi tersebut ?
Berikut ini beberapa kiat yang dapat dilakukan, insyaAllah akan membantu kita dalam meraih kesuksesan:
1. Mengenali potensi yang ada pada individu masing-masing.
2. Merencanakan misi dan visi serta tujuan yang hendak dicapai dengan mematok pada target yang telah ditentukan.
3. Merealisasikan rancangan yang telah dibuat, untuk selanjutnya bersungguh-sungguh dalam pencapaian target yang telah ditentukan.
4. Fokus dengan pencapaian target yang telah ditentukan
5. Berdoa memohon kemudahan atas urusan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
Kiat-kiat tersebut adalah sebagai bentuk implementasi yang dapat kita lakukan. Namun hal terpenting dari semua itu adalah “niat”. Yaitu, seberapa besar kesungguhan niat kita dalam merealisasikan apa yang menjadi tujuan kita. Karena niat memiliki pengaruh yang sangat besar dalam sebuah perjalanan meraih kesuksesan. Sebab dalam suatu perjalanan, adakalanya kita menemukan satu titik jenuh. Satu fenomena yang tak bisa dipungkiri dan dinafikan. Mungkin dapat dikatakan itu hanyalah sebuah “kemacetan” dalam suatu perjalanan. Pilihannya adalah apakah kita masih dapat bersabar dengan keadaan seperti itu ataukah kita akan mundur dari sebagian perjalanan yang sudah ditempuh? Maka dalam hal ini kita perlu mengoreksi kembali apa yang menjadi niat awal dari perjalanan itu. Sehingga tidak ada alasan untuk tidak melanjutkan perjalanan yang telah ditempuh hingga sampai pada tujuan yang telah ditentukan.
Termasuk juga niat di dalamnya, keikhlasan karena Allah Subhanahu wa Ta’ala. Semua yang kita lakukan semata-mata hanyalah untuk mengharap keridhoanNya. Jangan sampai kita meraih sukses atau prestasi dengan motif agar mendapatkan sanjungan, meningkatkan kredibilitas diri, menindas yang lemah dan lain sebagainya. Sebab, niat awal yang salah akan berdampak pada jauhnya kesuksesan dari diri kita. Kita hanya bisa berikhtiyar, namun hasil akhir tetap Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menentukan. Jika hati kita dekat kepadaNya, maka kesuksesan pun juga akan mendekat pada diri kita.
Mayoritas orang tidak berani untuk mengambil kesempatan atau peluang besar yang sudah ada di hadapan mata. Mereka takut jika pada akhirnya gagal atau menanggung resiko yang besar. Namun untuk tujuan besar, prestasi tinggi, maka hal-hal seperti itu harus dihindari. Itu hanya akan membuat diri kita “kerdil”. Bagaimana kita akan mengukir prestasi tinggi jika yang terdoktrin dalam diri kita hanya sekumpulan hal-hal negatif atau kelemahan dan ketidakpercayaan diri. Maka doktrin yang seperti ini perlu kita rubah dengan hal-hal positif atau kelebihan dan kepercayaan diri. Seperti itulah jiwa pemuda muslim yang diinginkan.
Sebagai penyemangat kita dalam mengukir prestasi, kita bisa melihat sosok para cendekiawan-cendekiawan muslim terdahulu serta kontribusi yang mereka sumbangkan pada peradaban dunia ini. Semisal Ibnu sina dan Ibnu Rushd yang ahli medis, ibnu khaldun sang ekonom, al-khawarizmi cendekiawan matematika, dsb. Mereka semua adalah pemuda muslim yang telah meramaikan khazanah keislaman dengan berbagai potensi yang dimilikinya. Hasil karya-karyanya dapat kita nikmati hingga saat ini. Lalu bagaimana dengan kita? kontribusi apa yang dapat kita sumbangkan untuk mengukir prestasi di abad modern ini?

Comments

Popular posts from this blog

[Pengalaman] Kerja Praktek di Telkomsel PUSAT

Seberapa Penting Sebuah Kejeniusan ?

First Time, First Experience